Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu
-NSNS-
kawasan gw numpahin isi otak gw baik yg sudah tersaring atau yg belum gw saring. Apa ada'y otak gw, geblek2'y pemikiran gw yang coba gw ungkapin dalam media tulisan.
Gw jadi ingat kisah kakek penjual balon gas yang sempat gw tulis dan akan gw share mumpung ingat :D
Berada di keramaian malam pantai Losari berusaha menyapa para pengunjung yang lalu-lalang. Suaranya terlalu lemah untuk melakukannya. Bukan meminta-meminta. Seorang kakek yang telah berubah warna rambutnya menjadi putih, kulit keriput, mata tertunduk bukan ngantuk, tapi karena daya energinya yang sudah sangat berkurang dikarenakan termakan usia.
Dengan tangan kirinya yang seperti orang polio, mengecil di ujung & menekuk, kakek memegang erat beberapa balon cartoon figure untuk dijual. Kakek sudah meniupnya di rumah, jadi tinggal dijual saja balon-balon yang sudah jadi itu.
Dilayaninya setiap pembeli yang membawa anak kecil, dengan sabar. Ditariknya satu balon dari ikatan tali yang lain dengan gigitan giginya. Maklum, tangannya yang satu tidak bisa memegang. Dengan semangat & penuh keramahan, kakek memberikan balon itu kepada si pembeli tadi.
Seorang teman akhirnya berinisiatif membeli beberapa balon agar si kakek bisa segera pulang. Sementara gw yang menyaksikannya diam-diam meneteskan air mata kering, melihat sebuah perjuangan hidup si kakek yang luar biasa!.
Kisah yang gw tulis di atas adalah kisah yang serupa ditulis oleh seorang dosen ITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa.
Bersyukur, bersyukur, dan bersyukurlah kita. Dari display picture bbm Rahman, dari kisah kakek penjual balon gas dan kisah kakek penjual amplop, gw ingin mengajak teman- teman semua yang membaca tulisan ini untuk bersyukur, motivasi diri, meneladani semangat perjuangan beberapa "tokoh" pejuang ini. Dan semoga kita diberi rejeki oleh-Nya, sehingga senantiasa bisa bersedekah kepada mereka.
Makassar, 7 Juli 2014
-NSNS-
Sent from BlackBerry® on 3
Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kamu ketahui, yang kamu lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kamu miliki persamaan, dan yang disekitarnya kamu merasa nyaman. Dia adalah orang yang dapat kamu undang ke rumahmu dan dengannya kamu berbagi. Namun dia adalah orang yang dengannya tidak akan kamu bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kamu mengerti karena kamu tidak cukup tahu tentangnya.
Sahabat-sahabat adalah orang dimana kamu diingatkan ketika kamu melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kamu tahu itu karena kamu mengenal mereka dengan baik.
Sahabat adalah dia yang fotonya kamu miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.
Sahabat adalah dia yang kamu lihat dalam pikiranmu ketika kamu mendengar sebuah lagu di radio karena dia membuat dirimu berdiri untuk menghampirinya dan mengajak bernyanyi dan menari, mungkin dia memiliki suara yang fals, atau mungkin kakinya menginjak jari kakimu.
Sahabat dalah dia yang keberadannya membuatmu merasa aman karena kamu tahu dia peduli terhadapmu. Dia yang menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu, karena sesungguhnya dia tidak butuh suatu alasanpun.
Dia berkata jujur-pertama kali - dan kamu melakukan hal yang sama.
Kamu tahu bahwa jika kamu memiliki masalah, dia akan bersedia mendengar.
Sahabat adalah dia yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu, dan jika dia benar-benar menyakitimu, dia akan berusaha keras untuk memperbaikinya.
Sahabat adalah dia yang kamu cintai dengan sadar ataupun tidak.
Sahabat adalah dia yang menemanimu menangis ketika kamu tidak diterima di perguruan tinggi dan selama lagu terakhir di pesta perpisahan kelas dan saat wisuda.
Sahabat adalah dia yang pada saat kamu peluk, kamu tidak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.
Mungkin sahabat adalah dia yang memegang cincin pernikahanmu, atau dia yang mengantarkan pada saat pernikahanmu, atau mungkin adalah dia yang kamu nikahi.
Makassar, 18 Juni 2014
Sent from BlackBerry® on 3
"ya, cari pasangan hidup yang nantinya bisa seperti sepatu. Kenapa? Karena sepatu itu
1. Bentuk tak persis namun serasi.
2. Saat berjalan tak pernah kompak tapi tujuannya sama.
3. Tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi.
4. Selalu sederajat tak ada yang lebih rendah atau tinggi.
5. Bila yang satu hilang yang lain tak memiliki arti".
Gw cuma bisa menganga dengar filosofi sepatu ibu gw yang entah dapat ilham darimana atau habis nonton film apa, atau hbis dipengaruhi siapa terus bisa bicara seperti itu. Pembicaraan yang jelas bikin gw galau sesaat.
Gw jd flashback sama beberapa laki-laki yang sempat ada di hati gw dulu dan saat ini. Gw jd inget mantan-mantan gw. Beraneka ragam cerita gw sama mereka.
Dan gw mulai mikir-mikir ke seseorang (yg sedang, ups, ah gw gatau apa ini namanya, pokoknya gw sedang suka dia), tentang filosofi sepatu ibu gw. Kadang gw suka nothing to lose sama dia (maaf, kali ini gw jd pecundang).
Ya, begitulah ceritaku tentang filosofi sepatu dan jodoh dari ibu gw. Btw, buat teman-teman yang sering liat gw gonta ganti sepatu, itu bukan karen gw bnyak duit atau apa, tapi karena gw ga tau kenapa kaki gw suka ngerusak sepatu dalam jangka waktu yg singkat. Kaki gw anatominya berbeda dari kaki cewek-cewek pada umumnya yang ukuran sepatunya kebanyakan 37 atau 38. Gw harus 40. Itu juga ga semua 40 muat, tergantung model dan mereknya hehehe XD
Makassar, 6 April 2014
-NSNS-
Sent from BlackBerry® on 3