Rabu, 18 Juli 2012

Manajemen Cemburu dalam Persahabatan

Cemburu merupakan sebuah sikap wajar yang bisa hinggap pada setiap diri manusia. Dia tidak hanya terjadi pada dua orang yang saling mencintai dalam ikatan pernikahan, antara suami dan istri misalnya, tapi bisa juga terjadi pada beberapa orang yang masih ada ikatan darah (adik terhadap kakak, anak terhadap orang tua, dan sejenisnya) atau antar orang yang menjalin persahabatan. Cemburu bisa berakibat baik atau berakibat buruk bergantung pada lo “mengelola” cemburu tersebut. 

Istilah “cemburu” bukanlah hal yang asing terdengar di telinga lo semua. Kata ini seringkali diidentikkan perasaan tidak nyaman ketika orang yang lo cintai, lo sayangi, menjadi tumpuan harapan perhatian, ternyata memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian yang lebih banyak atau lebih besar pada orang lain yang tidak lo harapkan. 

Sementara itu bagi beberapa orang yang masih mempunyai ikatan darah, cemburu hinggap ketika cinta, kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada anggota keluarga yang satu dianggap tidak sama dengan anggota keluarga yang lain. Seorang anak sulung misalnya bisa cemburu atas perlakuan ayah-bunda yang dianggap lebih banyak memberi perhatian pada adik kecilnya. Seorang adik bisa cemburu hanya karena kedua orangtuanya memberikan hadiah pada kakak sulungnya yang juara kelas sementara dia belum merasakannya karena memang belum menyamai prestasi sang kakak. 

Bagaimana cemburu dalam persahabatan? Setali tiga uang, alias tidak jauh dengan dua kasus tadi. Selama ini kita dibuat nyaman dengan sahabat yang selalu berbagi cinta, kasih sayang dan perhatian dengan kita. Tapi cinta, kasih sayang dam perhatiannya tersebut bisa jadi berkurang ketika sahabat kita sibuk dengan berbagai aktivitas. Yang jadi masalah ketika aktivitas tersebut tidak melibatkan diri lo dengan berbagai sebab, menjadi tidak nyamanlah perasaan lo kemudian. Sejak kehadiran “orang baru” dalam berbagai aktivitasnya tersebut, dalam benak seolah lo merasa cinta, kasih sayang dan perhatian sahabat lo semakin berkurang. 

Terjadilah kemudian kecemburuan perasaan dalam hati: kenapa sih mesti melibatkan dia dan bukan gw yang dianggap sahabatnya? Bagaimana mungkin lo bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan dia “orang baru” daripada dengan “gw” sahabat lo sendiri? Ini tidak fair, sepertinya sahabat gw sudah mulai bosan dan melupakan gw! Dan berbagai prasangka buruk lainnya bisa jadi terus menumpuk dalam hati kita. 

Jika berada pada posisi orang yang “dicemburui” mungkin lo akan merasakan ada perubahan sikap sahabat lo sejak lo mulai sibuk dengan berbagai aktivitas yang menuntut lo menghabiskan waktu dengan orang lain selain sahabat lo. Tak mau menyapa kalo tak duluan disapa, cemberut kalau bertemu, acuh tak acuh, bahkan mudah sewot dengan segala apa yang lo lakukan adalah beberapa sikap atau tingkah sahabat lo ketika dia merasa perhatian yang diberikan kepadanya berkurang sejak lo harus lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. 

Akhirnya? Heran, bingung, juga berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran lo : Kenapa sih mesti cemburu? Apa salah gw bergaul dengan orang lain selain dia? Kalaupun gw bersahabat lagi dengan orang lain, apakah diharamkan mencari banyak sahabat? Dan serentet pertanyaan sejenis lainnya. 

Jika timbul rasa cemburu, maka kesabaran adalah sikap lain yang harus lo bangun. Sabar merupakan sikap menempatkan diri atau pendapat lo pada keadaan yang tepat, jadi bukanlah sikap pasrah. Salah satu jenis sabar adalah kesabaran ketika tidak mendapat perhatian dan kesabaran untuk memberikan perhatian. 
 
Periksa lagi apakah selama ini ketika lo meminta perhatian dan kasih sayang sahabat, lo sudah memberi perhatian dan kasih sayang kepadanya. Sahabat lo juga membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati atau permasalahannya kepada orang yang dipercayainya. Kalau lo sedikit mau perhatikan, barangkali berkurangnya waktu dia untuk lo hanya karena lo meminta dan tidak memberi. lo hanya jadi “pembicara” dan jarang sekali mau jadi “pendengar” 
 
Nah, jadi tidak usah merasa tidak normal ketika lo merasa cemburu. Pun tak usah khawatir menghadapi sahabat yang cemburu, justru kadang seharusnya bangga kalau masih dalam batas yang bisa dicerna, berarti perhatian dan kasih sayang sudah tumbuh dalam tali persahabatan.

Wanita dan Anak Pertama

Gw seorang wanita, saya juga anak pertama dalam keluarga. Hal ini bagis sebagian wanita yang bernasib sama seperti gw terasa (tidak) sederhana.
But I think that I was born to be the best, at least in my family.

Nggak tau mulai kapan gw mulai menyadari betapa besar tanggung jawab gw dalam keluarga. Berbeda dengan mereka yang bukan terlahir sebagai anak pertama. Awalnya gw pikir sederhana memang, tapi ternyata semakin dewasa semakin terasa tanggung jawab itu.

Seorang teman pernah mengatakan kepada gw ketika ngobrol dengannya ‘yang sabar & ikhlas’.
Lagi-lagi kata sabar dan ikhlas terasa terdengar sederhana (at least pada teorinya). Setidaknya gw pernah mengalami beberapa hal yang menuntut eksistensi gw sebagai seorang anak pertama yang juga seorang wanita, tidak terlalu sukses memang, tapi cukup sebagai awalan.

Daaan masih panjang nampaknya jalan gw sebagai seorang wanita yang merupakan anak pertama dengan dua adik yang selalu diarahkan untuk melihat segala perbuatan gw. Melihat gw sebagai contoh kakak yang baik untuk mereka.

Meskipun demikian gw percaya sesuatu yang terlihat sederhana padahal tidak sesederhana itu, dapat dilewati dengan sikap sederhana dengan hasil yang insyaAllah membanggakan siapapun. Amiin :D

::: DIRIMU DULU...DIRIMU KINI :::

Mungkin dulu ada masa-masa indah hadir mengisi kehidupan mu,
Ketika masa itu berlalu, mengapa harus bersedih,

Mungkin dulu ada kisah-kisah indah yang terajut mesra di jiwamu ,
Ketika kisah itu harus berakhir mengapa harus disesali?

Mungkin dulu ada hari-hari indah penuh senyuman mewarnai hari-harimu ,
Ketika semua meninggalkanmu ,mengapa harus terhanyut didalamnya?
Bukankah hidup itu bagaikan sebuah roda putaran, ?
Ada masa datang dan ada masa pergi
Senang dan susah, sedih dan gembira adalah sebuah ritme kehidupan.
Yang datang silih berganti, serta tak mungkin dihindari,
Bersenang-senanglah dikala susah, bergembiralah manakala sedih,
Mungkin esok lusa engkau akan bertemu dengan Kesenangan dan kegembiraan.

Bila dirimu tidak mampu melupakan saat-saat sedih dan duka,
Maka cobalah bersahabat dengannya,
Dikala engkau mampu mengambil makna darinya saat itu kau akan bersyukur
Betapa indahnya hari-harimu yang telah lalu ,
Betapapun pahitnya Ia adalah obat bagimu, sebuah penawar kehidupanmu,
Yang dengannya engkau menikmati manisnya iman...
Sesuatu yang awalnya pahit yang akhirnya berbuah manis.

Dari air kita belajar ketenangan.
Dari batu kita belajar ketegaran.
Dari lebah kita belajar memberikan banyak manfaat bagi sesama.
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri.
Dari padi kita belajar rendah hati' Dari ALLAH kita belajar tentang kasih sayang yang sempurna.

Melihat keatas memperoleh semangat untuk maju. Melihat ke bawah,bersyukur atas semua nikmat yg kita dapat.
Melihat ke samping memperoleh semangat ukuwah dan kebersamaan.
Melihat ke belakang sebagai pengalaman yang berharga. 
Melihat ke dalam untuk interospeksi diri. Bila kau berduka cita mengacalah pada lubuk hati,
disana kau bakal menemui bahwa engkau sedang menangisi sesuatu yang pernah engkau syukuri...

Dibalik tangis itu ada kebahagiaan...
Dibalik tangis itu ada senyuman..
Dibalik tangis itu ada anugerah...

Alangkah bahagianya hati yang duka yang bisa menyanyikan lagu kebahagiaan dengan hati yang gembira...

*Repost sumber : Artikel, Renungan Facebook Page

Selasa, 17 Juli 2012

korupsi ohh KORUPSI

Saat ini indonesi berada pada peringkat 100 dari 183 negara dalam indeks persepsi korupsi. Berbagai catatan tentang korupsi yang setiap hari diberitakan oleh media massa baik cetak maupun elektronik, memperlihatkan peningkatan dan pengembangan model-model korupsi. Perkaatan anti korupsi tidak cukup ampuh untuk memberhentikan praktek tercela ini.

Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktek korupsi makin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupa. Korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Pertama, karena melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi pilihan lebih diutamakan dibandingkan kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandai perilaku sosial sebagia besar orang. Kedua, tidak ada transparansi dan tanggung gugat sistem integritas publik.

Di Indonesia, hampir semua sektor menjadi ladang perkembangan korupsi. Salah satunya di sektor kesehatan. Korupsi di sektor ini meliputi penyediaan alkes, dana pembangunan pusat pelayanan kesehatan, dan pengadaan obat. Hasil akhir dari praktek korupsi di sektor kesehatan ini diantaranta mulai dari sulitnya akses layanan kesehatan, buruknya layanan kesehatan, hingga kasus malpraktik.

Pemberantasan kasus koruspi bukan hanya tugas KPK saja. Semua elemen masyarakat perlu terlibat aktif. Setiap orang berhak ikut dalam upaya pemberantasan korupsi dengan cara mencari, memperoleh dan memberikan informasi tentang dugaan korupsi serta dapat menyampaikan saran maupun pengaduan kepada penegak hukum (polisi, jaksa, hakim, dan advokat) atau kepada KPK dan lembaga independen anti korupsi seperti Indonesia Corruption Watch (ICW).

Meski demikian pemberantasan masih dianggap berat untuk dilakukan daripada mencegah terjadinya kasus korupsi. Pencegahan dilakukan sebagai tindakan memutus lingkaran korupsi dan memulai era baru, hidup tanpa kecurangan. Saya berharap KPK semakin fokus dalam bidang ini. Jangan sampai KPK habis fokusnya dalam bidang pemberantasan saja

MUSIK MEMBERIKAN EFEK

Terkadang perasaan kita dapat dikendalikan oleh musik. Lihat saja bagaimana sejumlah penelitian terhadap musik instrumen, jazz yang dikemukakan orang akibat efek yang ditimbulkan terhadap otak. Musik hadir dalam beragam bentuk, dari sederhana hingga kompleks, berupa instrumen sampai lagu berlirik.

Bisa jadi musik memiliki unsur yang mampu memikat telinga lalu masuk menyelinap ke sel-sel otak lantas tubuh bersinergis mengikuti alunan melodi.

Sempat tadi gw numpang di salah satu angkot, kebetulan melantun satu lagu Sheila On 7, mendadak gw tersenyum. Suatu tindakan refleks yang gw rasa pasti itu adalah akumulatif kerja bagian-bagian tubuh gw. G mungkin donk gw senyum tanpa sebab?

Gw rasa faktor utama tindakan senyum gw tadi adalah musik Sheila On 7 yang nyaman di kuping gw, dan hati gw sedang terbuka untuk apapun.

Namun bisa jadi ya, ada faktor pendukung di luar musik Sheila On 7 yang memaksa gw tersenyum.