Selasa, 21 Januari 2014

Bantaeng : Rindu Yang Belum Bemuara dan Tak Bertepi

Dua hari ini, yang gw lakukan adalah melakukan kegiatan anjangsana ke daerah yang menjadi tempat Pelaksanaan KI SulSel. Sabtu kemarin, setelah mengikuti Kopdar KI Makassar, gw pun beranjak ke Maros bertemu dengan teman-teman relawan panitia di sana. Hari ini setelah mengikuti street campaign Say it With Books – Penyala Makassar, gw bersama Jumaidi Arianto, Kakak Sabrina, dan Dewi Kusuma Ningrum berpetualang ke Bantaeng, salah satu daerah pelaksana KI SulSel.

Siang tadi kami berangkat dari Makassar pukul 13.00. Sepanjang perjalan Makassar hingga Gowa hujan mengguyur. Memasuki perbatasan Takalar hujan mulai reda. Di dalam mobil kami berempat mulai sibuk bernyanyi, kadang diselingi dengan candaan galau hahahaha.

Jalan terpanjang yang kami lalui adalah Kabupaten Jeneponto. Mungkin Jumi (panggilan untuk Jumaidi) mulai bosan hingga dia terlalu sering bertanya “dimana mi kita ini?”. Gw sendiri meskipun mendengar apa yang Jumi katakan lebih memilih menikmati pemandangan Langit Biru Jeneponto.

Sejujurnya perjalanan ini benar-benar gw nantikan, mengunjungi tempat dimana gw pernah menghabiskan waktu dua minggu setiap akhir semester 3,4, dan 5. Akhirnya setelah 4 Jam berada di jalan, kami bersorak gembira begitu melihat tugu selamat datang Bantaeng yang di kanan kirinya berdiri Layar dan gapura buah. Wajah gw benar-benar sumringah. Akhirnya setelah 4 tahun, gw bisa mampir ke Bantaeng. Berharap bisa ke Pantai atau bernostalgia dengan bakso di Jalan Merpati :D :D :D

Gw begitu terpukau dengan Kabupaten ini, pusat kotanya tertata rapi dan indah, ada banyak banget perubahan, salah satunya atmnya udah banyak dan sudah ada minimarket hahaha.

Di dalam mobil bukan Cuma gw yang bahagia, Kakak Sabrina juga gembira bisa mengunjungi tempat KKN profesinya. Saking bahagianya kami sampai melewati tempat pertemuan kopdar KI Bantaeng.

Setelah kopdar, malamnya gw, Kak Sabrina, Jumi, Dewi, Dibyo sempat kangen-kangenan dengan bakso di Jalan Merpati. Selama makan gw kepala gw mengulang-ulang adegan selama gw PBL di Bantaeng. Hmmm dan gw rindu. Rindu dengan mereka.


Setelah makan-makan kami memutuskan bermain sebentar di Anjungan Pantai Seruni sekaligus menggelar sesi pemotretan :D . Selagi menunggu Jumi yang sibuk meng-set peralatan fotografinya, gw sempat tiduran memandangi langit malam Bantaeng. Di Bantaeng langit malamnya ternyata indah banget karena bertabur bintang dengan bulan yang tidak bulat sempurna berwarna kemerahan tertutup awan mendung. Menyenangkan menikmati pemandangan malam yang tidak setiap saat bisa gw nikmati, terlebih di langit malam Makassar.




Hari ini gw bahagia, rindu gw akan langit biru dengan awan putih dan langit malam bertabur bintang sudah bermuara. Rindu untuk menginjakkan kaki kembali di tanah Bantaeng pun telah bermuara. Namun rindu gw dengan mereka, keluarga Bapak Kepala Dusun Birea yang nampung kelompok gw selama PBL adalah rindu yang belum bermuara dan tak bertepi.








Makassar, 19 Januari 2014

-NSNS-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar