It's a very simple
question but difficult to answer :)
Pertanyaan itu sering
muncul baik dari teman, saat melihat interaksi gw dengan anak-anak kecil.
Gw suka dengan hal
yang berhubungan dengan kesehatan, itu kenapa sejak usia 5 tahun sudah suka
memperhatikan kakek gw yang berprofesi sebagai analis kesehatan di TNI. Tapi
kenapa gw ga jadi dokter? Menjadi seorang dokter itu bukan panggilan jiwa gw. Gw
benci bau obat. Selain itu gw pada saat lulus SMA sepertinya tidak siap dengan
kehidupan mahasiswa fakultas kedokteran yang padat dengan lab dan asistensi
hehehe. Akhirnya daripada cinta gw pada bidang kesehatan tidak tersalurkan, gw
memilih kuliah di jurusan kesehatan masyarakat.
Lalu kenapa ga mau
jadi guru?. Di keluarga gw dari pihak ibu dan atta (sapaan ayah dalam bahasa
Bugis) mayoritas bekerja sebagi petani, guru, polisi, dokter dan perawat. Gw
mikir ga ada variasinya lagi kalau gw memilih salah satu dari profesi tersebut.
Menurut gw, guru itu profesi dimana lo bias menjadi suri tauladan bagi murid.
Perbuatan lo dicermati bahkan bias ditiru secara sempurna oleh murid. Apa yang
lo ajarkan akan dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Gw lagi-lagi tidak siap menjalani
semua konsep pemikiran positif gw tentang guru.
Gw suka anak-anak,
tapi gw tidak siap membiarkan kesehatan mereka berada dalam pengawasan
pengetahuan gw. Gw suka anak-anak tapi gw tidak siap berdiri di hadapan mereka
mengajarkan banyak hal secara konsisten. Gw suka anak-anak, bermain dan berinteraksi
dengan mereka tanpa batasan status profesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar