Sabtu, 14 Desember 2013

Kenapa Ga Jadi Dokter Anak atau Guru?


It's a very simple question but difficult to answer :)

Pertanyaan itu sering muncul baik dari teman, saat melihat interaksi gw dengan anak-anak kecil. 

Gw suka dengan hal yang berhubungan dengan kesehatan, itu kenapa sejak usia 5 tahun sudah suka memperhatikan kakek gw yang berprofesi sebagai analis kesehatan di TNI. Tapi kenapa gw ga jadi dokter? Menjadi seorang dokter itu bukan panggilan jiwa gw. Gw benci bau obat. Selain itu gw pada saat lulus SMA sepertinya tidak siap dengan kehidupan mahasiswa fakultas kedokteran yang padat dengan lab dan asistensi hehehe. Akhirnya daripada cinta gw pada bidang kesehatan tidak tersalurkan, gw memilih kuliah di jurusan kesehatan masyarakat.

Lalu kenapa ga mau jadi guru?. Di keluarga gw dari pihak ibu dan atta (sapaan ayah dalam bahasa Bugis) mayoritas bekerja sebagi petani, guru, polisi, dokter dan perawat. Gw mikir ga ada variasinya lagi kalau gw memilih salah satu dari profesi tersebut. Menurut gw, guru itu profesi dimana lo bias menjadi suri tauladan bagi murid. Perbuatan lo dicermati bahkan bias ditiru secara sempurna oleh murid. Apa yang lo ajarkan akan dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Gw lagi-lagi tidak siap menjalani semua konsep pemikiran positif gw tentang guru.

Gw suka anak-anak, tapi gw tidak siap membiarkan kesehatan mereka berada dalam pengawasan pengetahuan gw. Gw suka anak-anak tapi gw tidak siap berdiri di hadapan mereka mengajarkan banyak hal secara konsisten. Gw suka anak-anak, bermain dan berinteraksi dengan mereka tanpa batasan status profesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar